Hanyaitu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya : Jawaban TTS Pintar dan untuk mengunjungi tts berikutnya, lihat topik ini : Gubahan sastra yang berbentuk puisi Gubahan sastra yang berbentuk puisi. Sampai jumpa
berbentuknaskah seperti pada masa sebelumnya, melainkan dicetak geguritan berarti karangan atau gubahan. Dalam konteks sastra, geguritan adalah cerita yang digubah ke dalam bentuk puisi
Pentinguntuk diketahui bahwa kitab Adabul 'Alim Walmuta'alim adalah sebuah kitab yang berbentuk prosa. Namun demikian, ada salah satu seorang Murid KH. Hasyim Asy'ari yang mempuisikan kitab Adabul 'Alim Walmutalim menjadi syair yang sangat indah. Murid KH Hasyim Asyari yang mempuisikan tersebut adalah Kiai Ahmad Maesur Sindi yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah.
Vay Tiα»n Nhanh. - Budaya Bali selalu memiliki pesona yang begitu kaya dan tidak habis-habis. Bukan hanya keindahan alam, tetapi Bali juga memiliki segudang karya sastra yang indah. Karya sastra atau kesusastraan di Bali dibagi menjadi dua jenis, kesusastraan anyar dan kesusastraan Bali purwa merupakan sastra klasik atau kuno yang diwujudkan dalam gubahan dan prosa yang indah. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh mengenai kesusastraan Bali purwa beserta Kesusastraan Bali PurwaMengutip Assifawildan Wijayani dalam situs sastra Bali purwa adalah sastra klasik atau lama atau kuno dengan formulasi sebagai sastra Bali yang bercorak dan bersifat tradisi atau warisan secara turun-temurun dari masa lampau. Sastra Bali purwa dikenal juga sebagai sastra Bali tradisional, yang merupakan himpunan karya-karya sastra yang dibangun atas struktur tradisional. Kemudian mengutip Kesusastraan Bali Purwa oleh I Wayan Suardiana dalam situs kesusastraan atau kasusastran memiliki definisi yang diambil dari kata sastra atau literatur. Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti orisinalitas, keindahan dalam isi, keartistikan, dan ungkapannya. Sastra biasanya berupa teks rekaan, baik puisi maupun prosa yang nilainya tergantung pada kedalaman pikiran dan ekspresi sastra ini kemudian diadopsi menjadi pengertian kesusastraan. Kesusastraan adalah karya kesenian yang diwujudkan dengan bahasa seperti gubahan-gubahan prosa dan puisi yang Bali purwa dibagi menjadi dua yakni Kasusastran Gantian dan Kasusastran Sesuratan. Kasusastran Gantian berupa folklore atau satua, sedangkan Kasusastran Sesuratan berupa sastra tertulis. Pada bidang kesusastraan Bali purwa, contoh Kasusastran Gantian adalah ucapan-ucapan magis, mantra-mantra, nyanyian anak-anak, tamsil, teka-teki, dan cerita Suardiana dalam jurnalnya, perkembangan kesusastraan Bali dilihat secara periodik per zaman. Sebagai sastra klasik atau kuno, kesusastraan Bali purwa menjadi cikal bakal kesusastraan Bali yang selanjutnya, yang dikenal sebagai kesusastraan Bali anyar. Secara historis, kesusastraan Bali purwa telah terlihat perkembangannya sejak zaman Bali Kuna, tepatnya pada Dinasti Warmadewa pada abad ini disimpulkan dari kata 'parbwayang' dalam prasasti untuk menyebut pertunjukan wayang, meskipun hingga saat ini belum ditemukan bukti arkeologis atau tertulis tentang sastra Bali kuna dari abad tersebut. Suardiana, mengutip Sancaya 1999 menjelaskan bahwa kesusastraan Bali kuna pernah ada, tetapi bukti-bukti itu tidak sampai ke zaman ini karena ditulis menggunakan bahan-bahan yang tidak tahan lama dan tidak disimpan dengan abad berikutnya, sastra Bali berkembang sejak adanya pengaruh sastra Jawa. Pada zaman itu, raja Dharmawangsa Teguh yang merupakan keturunan wangsa Sindok dari Jawa Timur membuat proyek untuk menerjemahkan ajaran-ajaran Bhagawan Byasa ke dalam bahasa Raja Erlangga yang merupakan putra raja Udayana menggantikan Dharmawangsa Teguh. Raja Erlangga memberikan iklim yang sangat baik bagi perkembangan sastra di Bali. Salah satu karya sastra pertama yang dibuat adalah Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa, yang dikenal populer hingga sekarang di kalangan masyarakat Hindu, khususnya di saat Kerajaan Majapahit muncul, sastra Jawa semakin berkembang dan pengaruhnya juga masuk ke Bali. Pada abad XVI, atau zaman Gelgel, kesusastraan Bali tumbuh dengan pesat. Dang Hyang Nirartha dan muridnya Ki Gusti Dauh Baleagung merupakan dua sosok pengawi yang menghasilkan banyak karya sastra pada masa itu. Di antaranya Kidung Pamancangah dan Dwijendra Gelgel dilanjutkan dengan zaman Klungkung di mana sastra Bali menyebar rata ke Pulau Dewata. Di penghujung abad ke-20 pun masih ada pengarang kesusastraan Bali purwa yang dikenal seperti Ida Ketut Sari dari Desa Sanur, Ida Bagus Putu Maron dari Desa Ubud, I Nyoman Jelada, hingga Ida Bagus Rai dari Gria Mangasrami pula nama-nama seperti I Wayan Pamit dari Denpasar yang mengarang beberapa kakawin, I Ketut Ruma, dan I Wayan Djapa yang produktif menggubah kisah Mahabharata ke dalam bentuk Kesusastraan Bali PurwaSebagian nama-nama penggubah kesusastraan Bali purwa telah kita lihat di atas. Selain itu, masih ada banyak lagi nama-nama dan contoh karya mereka, baik yang berbentuk lisan maupun tulisan. Berikut contoh-contoh kesusastraan Bali Kanwa Arjuna WiwahaDang Hyang Nirartha Kidung Sebun Bangkung, Sara Kusuma, Ampik, Legarang, Mahisa Langit, Ewer, Mayadanawantaka, Dharma Pitutur, Wasistha Sraya, Kawya Dharma Putus, Dharma Sunya Keling, Mahisa Megat Kung, Anyang Nirartha, Gegutuk Mneur, Wilet Demung Sawit, Brati Sasana, Siwa Sesana, Putra Sasana, Tuan Semeru, dan Kidung Aji Gusti Dauh Bale Agung Rareng Canggu, Wilet, Wukir padelegan, Sagara Gunung, Karas Nagara, Jagul Tua, Wilet Mayura, dan Anting-anting Telaga Kidung Rangga Wungu, Amurwa Tembang, Amretamasa, Patol, Wilet Sih Tan Pegat, Kakangsen, Rara Kedura, Kebo Dungkul, Tepas, dan Caruk Pande Bhasa Gita NathamarthaArya Manguri Kidung Arjuna PralabdhaIda Peranda Sakti Manuaba Sanghara Bali dan Cecangkriman MemediIda Bagus Putu Bek Geguritan Dang Hyang Nirartha, Geguritan Dukuh Siladri, dan Geguritan Ampel Peranda Nyoman Pidada Kidung Tantri dan Gita Wangbang TuridaIda Padanda Wanida Wanasara Kidung Bramara SangupatiIda Peranda Ngurah Sakti Cowak JelingIda Wayan Dangin Geguritan Pan BongklingIda Peranda Geria Geguritan Burayut, Botoh Lara, dan KunjarakarnaKi Dalang Tangsub Kidung PrembonIda Cokorda Denpasar Geguritan Loda, Niti Raja Sasana, Kreyada Sastra, Dharma Sasana, Nengah Jimbaran, dan Pura SangharaIda Padanda Made Sidemen Kakawin Cayadijaya, Kakawin Candra Bherawa, Kakawin Panglepasan, Kakawin Kalphasanghara, Kidung Tantri Pisacarana, Kidung Rangsang, Geguritan Salampah Laku, dan Siwagama atau Siwa-BudhagamaIda Ketut Sari Geguritan Sampik, Geguritan Bogor, dan Geguritan Mas Ayu SumedangIda Bagus Putu Maron Geguritan Bali Tawa, Geguritan Putra Sasana, Geguritas Rasmi Sancaya Edan lalangon Potraka, dan Cecangkriman Rare TuaI Nyoman Jelada Kidung Pamancangah dan Geguritan Dukuh Suladridr Ida Bagus Rai Geguritan Kesehatan, Geguritan amatra Mungguing Bhagawadgita, Geguritan Yadnya Ring Kuruksetra, dan Geguritan Panca PuspitaI Wayan Pamit Kakawin Siwagama, Kakawin NIlacandra, Kakawin Rawana, Kakawin Candrabhanu, dan Kakawin CandrabherawaI Wayan Djapa Sarasmuscaya, Bhagawadgita, Lubdaka, dan Niti Sastra dalam bentuk geguritanTernyata banyak sekali contoh kesusastraan Bali purwa, detikers. Sekarang kita lebih memahami bahwa Bali memiliki banyak karya sastra klasik dengan berbagai tema. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda, detikers. Simak Video "Pesona Wisata Sumenep Pantai, Sejarah, dan Tradisi" [GambasVideo 20detik] des/fds
GUBAHAN Beta bertanam bunga cempaka Di tengah halaman tanah pusaka, Supaya selamanya, segenap ketika, Harum berbau, semerbak belaka. Beta berahi bersuka raya Sekitarnya bunga puspa mulia Dipetik handaiku, muda usia Dijadikan karangan, nan permai kaya. Semenjak kuntuman, kecil semula Beta berniat membuat pahala Menjadikan perhiasan, atas kepala. O, cempaka, wangi baunya Mari kupetik seberapa adanya Biar kugubah, waktu lagi muda. Mohammad Yamin β dari Jong Sumatra
sajak n 1 gubahan sastra yang berbentuk puisi; 2 bentuk karya sastra yang penyajiannya dilakukan dalam baris-baris yang teratur dan terikat; 3 gubahan karya sastra yang sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan, maupun kesamaan; 4 patut; kena; cocok ia berpakaian indah lagi β;β awamatra tidak terikat pola rima atau pola normatif lain; β awarima sajak yang tidak berima; β bebas sajak yang baitnya tidak terikat pada jumlah larik tertentu serta jumlah kata setiap lariknya dan iramanya tidak tetap; β delapan seuntai sajak yang terdiri atas delapan larik dalam satu bait; oktaf; β dolanan sajak nyanyian anak-anak; β dua seuntai sajak yang terdiri atas dua larik dalam satu bait; distikon; β empat seuntai sajak yang terdiri atas empat larik dalam satu bait; kuatren; β enam seuntai sajak yang terdiri atas enam larik dalam satu bait; sekstet; β gema sajak yang suku kata akhir lariknya disebut digemakan dalam larik berikutnya dan boleh dengan arti yang lain β kanak-kanak sajak yang termasuk tradisi lisan dalam kesusastraan, terdiri atas sejumlah larik yang isinya mencakup soal berhitung, permainan, teka-teki, pendidikan, dan sebagainya, umumnya disampaikan dengan cara dinyanyikan; β kembar sajak yang disusun berdasarkan letak kata-kata dalam larik, larik pertama bersajak dengan larik kedua, dan larik ketiga bersajak dengan larik keempat; β kisahan sajak yang melukiskan cerita secara terperinci; β lima seuntai sajak yang terdiri atas lima larik dalam satu bait; kuin; β main-main sajak ringan yang sangat mengasyikkan, iramanya menarik karena gagasannya yang mengada-ada; puisi mbeling β mutlak sajak yang disusun berdasarkan bunyi, dan bunyi yang sama terdapat pada seluruh kata; β patah sajak yang disusun berdasarkan letak kata-kata dalam baris-baris, dan dalam bait sajak tersebut ada baris-baris yang tak sama sajaknya dengan bait yang lain; β peristiwa sajak yang digubah berkenaan dengan peristiwa, kejadian khusus atau perayaan, sifatnya ringan atau serius; β prosa sajak yang digubah dalam bentuk prosa, tetapi tetap dicirikan oleh unsur-unsur puisi, seperti irama yang teratur, majas, rima dalam, asonansi, konsonansi, dan citraan; β rangkai sajak yang disusun berdasarkan letak kata dalam larik-larik, kata yang bersajak terletak pada setiap kata terakhir secara berturut-turut; β ringan sajak yang menghibur atau menggembirakan dengan ciri khas kepetahan, ketepatan, serta kesempurnaan bentuk; β sejajar sajak yang disusun berdasarkan letak kata dalam larik-larik, dan apabila sepatah kata dipakai, berturut-turut dipakai pula dalam tiap larik; β sempurna sajak yang disusun berdasarkan bunyi dan bunyi yang sama; β sindiran sajak yang mengandung pernyataan yang menimbulkan tawa, tetapi juga dapat menimbulkan kemarahan, isinya protes sosial dengan cara mengejek habis-habisan; β suku kata sajak yang larik-lariknya disusun dengan memperhatikan jumlah suku kata; β tegak sajak yang disusun berdasarkan letak kata-kata dalam larik-larik, dan yang bersajak itu kata-kata yang terletak pada larik-larik yang berlainan; β tengah sajak yang disusun berdasarkan letak kata-kata dalam larik-larik, dan yang bersajak adalah kata-kata yang terdapat di tengah-tengah kalimat; β terbuka sajak yang disusun berdasarkan bunyi dan sajak yang sama terdapat pada suku kata terakhir yang diakhiri oleh bunyi vokal; β tertutup sajak yang disusun berdasarkan bunyi dan sajak yang sama terdapat pada suku kata terakhir yang diakhiri oleh bunyi konsonan; β tidak sempurna sajak yang disusun berdasarkan bunyi yang sama pada sebagian suku akhir; β tiga seuntai sajak yang terdiri atas tiga larik dalam satu bait; terzina; β tujuh seuntai sajak yang terdiri atas tujuh larik dalam satu bait; septet;bersajak v 1 mempunyai persamaan bunyi kata βhatiβ β dengan kata βsaktiβ; banyak peribahasa yang -; 2 berbentuk puisi cerita yang dibacakannya itu -; 3 membacakan lirik; membacakan puisi ia pandai β di atas panggung; 4 mengarang puisi saya β pada waktu lengang, di saat hati tenang;menyajak v mengarang puisi sudah sejak kecil ia suka -;menyajakkan v 1 menjadikan bersajak; menyesuaikan bunyi suku kata dipilihnya kata βkudusβ untuk -nya dengan kata βbagusβ; 2 mengubah menjadi bentuk puisi ia β percakapan dalam sandiwara itu;persajakan n 1 perihal persamaan bunyi β puisi itu bagus dan serasi; 2 perihal puisi Sutan Takdir Alisyahbana terkenal juga dalam bidang β;penyajak n orang yang mengarang sajak puisi, syair; penyair; pengarang sajak puisi Khairil Anwar adalah β dari Angkatan β45Kata sajak juga ditemukan dalam arti sejumlah kata di KBBI seperti Aliterasi, Anapes, Antologi, Arsis, Asonansi, Bait, Balada, Banal, Bujangga, Cakap, Caturlarik, Cipta, Deklamasi, Deklamator, Dustur, Dwimuka, Ekspresi, Ekspresif, Enjambemen, Epifora, Gancar, Genre, Gita, Gubah, Gurindam, Heksameter, Heptameter, Jeda, Jiwa, Kaki, Kap, Karang, Kawih, Kena, Korespondensi, Kuin, Kuintet, Kuplet, Lagu, Laras, Larik, Liris, Madah, Maju, Matra, Monodi, Monolog, Nalam, Ode, Oktaf, .Sinonim sajak juga ditemukan yaitu persamaan bunyi, persesuaian bunyi, rima, n puisi, sanjak, a cocok, mengena, pantas, patut cek detilnya penjelasanSinonim sajak juga ditemukan dalam sinonim sejumlah kata dalam pembendarahan kata kami sepertiSinonim Setiga, Sinonim Syair, Sinonim Septet, Sinonim Sekstet, Sinonim Cocok, Sinonim Karya sastra, Sinonim Cantik, Sinonim Deklamasi, Sinonim Bait, Sinonim Bernalam, Sinonim Puisi,Arti kata Sajak menurut KBBI disedikan oleh Kemendikbud, Aplikasi Artikatabbi merupakan web yang dibuat untuk memudahkan pencarian dan akses terhadap kosa kata Indonesia serta materi pelajaran bahasa Indonesia yang lengkap. Artikata yang ada di web ini adalah Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud dahulu Pusat Bahasa. Pencarian kosa kata baru dapat membuka link resmi dari kemendikbud yaitu akan terus menambah fitur lengkap untuk pembelajaran all in one bahasa Indonesia untuk anda.
gubahan sastra yang berbentuk puisi